Iklan Premium

Judul Iklan

Isi Potongan Iklan
Dikirim oleh : Nama Pengirim, Alamat, No Telp | Kunjungi Website

Sungguh Beruntung.....

Baru-baru ini, media elektronik dan cetak sedang ramai memberitakan mengenai pemeriksaan Anas Urbaningrum  (Ketua Umum Partari demokrat). Walaupun pemeriksaan itu berlabel sebagai "saksi", tapi tak dapat dipungkiri porsi pemberitaan mengenai Anas dipanggil oleh KPK menjadi Headline. Ada dua alasan yang mungkin mendasari hal tersebut: 1) Anas merupakan Ketua salah satu Parpol terbesar yang ada di Indonesia, menguasai sebagaian besar suara di Parlemen dan Pemerintahan, dan 2) Panggilan atau pemeriksaan terhadap Anas tersebut terkait dengan isu "korupsi" yang memang menjadi persoalan serius yang ingin diberangus dari Bumi Indonesia.

Sisi yang menarik adalah, pemeriksaan yang dilakukan oleh KPK tersebut berkaitan dengan seputar hubungan mobil mewah yang dimiliki Anas dengan indikasi "korupsi" yang terjadi dalam proyek Pembangunan Sport Center Hambalang. Sebagai seorang pimpinan Parpol besar, Anas juga dikenal sebagai seorang pengusaha. Pertanyaan nya kemudian, apakah mobil mewah berkaitan dengan indikasi seseorang melakukan korupsi?

Mobil mewah selama ini menjadi labeling bagi seseorang yang dianggap memiliki kekayaan yang berlimpah. Sebagai labeling, mobil mewah juga indentil dengan status sosial seseorang dalam masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang yang memiliki kekayaan yang berlebih akan berusaha untuk menyediakan atau membeli sebuah mobil mewah sebagai simbol status dan kekayaannya. Semakin mewah mobil yang dimilikinya semakin berlimpah kekayaan yang dimilikinya.

Tidak hanya dalam teori ekonomi, tapi dalam logika sederhana saja, seseorang yang bekerja keras dan memiliki banyak unit usaha yang besar dan mandiri dengan mudah dapat dianggap sebagai orang yang memiliki kekayaan yang berlimpah. Sebaliknya bagi orang yang malas-malasan dan tidak memiliki unit usaha bahkan tidak memiliki pekerjaan dapat disimpulkan sebagai orang yang miskin.

Kembali kepada persoalan mobil mewah, penghasilan dan korupsi, sudah barang tentu dapat dianggap bahwa orang yang memiliki mobil mewah dan memiliki unit usaha yang mandiri dapat dipastikan bahwa orang itu kategorikan sebagai orang kaya yang pantas memiliki mobil mewah sebagai bentuk kepemilikan harta yang berlimpah. Sebaliknya bagi orang yang memiliki mobil mewah, tidak memiliki unit usaha mandiri dapat dikategorikan sebagai orang yang beruntung. Sebagai orang yang beruntung dapat memiliki mobil mewah tanpa harus bekerja keras dan tanpa harus memiliki unit usaha yang banyak dan mandiri. Orang yang beruntung diberi hadiah dengan  "cuma-cuma" oleh "sahabat" tanpa menuntut imbalan dan kompensasi apapun. Sungguh beruntung jika kemudian pemberian tersebut tidak tersangkut dengan perkara "korupsi". dan sungguh beruntung jika kemudian tidak dianggap bersalah dan tidak masuk "Hotel Prodeo". Dan sungguh-sungguh beruntung jika kemudian keadaan tersebut tidak mempengaruhi elektabilitas Parpol tersebut.

Sungguh..sunguh..beruntung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banner 125x125 dan 160x600