Iklan Premium

Judul Iklan

Isi Potongan Iklan
Dikirim oleh : Nama Pengirim, Alamat, No Telp | Kunjungi Website

Kasus Mesuji, Saurip Kadi Tak Mau Disalahkan Soal Isu 30 Orang Tewas

Jakarta - Indonesia geger. Adalah Mayjen (Purn) Saurip Kadi yang membawa kasus dugaan pembantaian petani di Mesuji, Lampung ke Komisi III DPR. Saat bertemu dengan politikus Senayan pun sempat diputar video pembantaian dan informasi soal 30 orang tewas.

Belakangan, ternyata di Mesuji, Lampung hanya terdapat 2 orang tewas. Dan dalam video yang memutar tayangan orang dipenggal kepalanya, ternyata karyawan perusahaan sawit. Nah, Saurip pun kemudian banyak diserang berbagai pihak. Bagaimana tanggapan dia soal itu?

"Jangan kita masih mengurusi hal teknis seperti itu, kan sudah jelas, kita harus lihat ke atasnya judulnya kan wani piro?" kata Saurip saat dihubungi detikcom, Senin (19/12/2011).

Bukan hanya soal korban tewas, soal video pemenggalan pun dituding gambar yang diambil dari Thailand. Namun, Saurip tetap yakin dengan video pembantaian itu. Dia juga meminta agar tidak perlu dipersoalkan asal video tersebut.

"Kan sudah jelas tim pencari fakta sudah ke sana dan mengakui ada pemenggalan. Keluarga yang dibantai juga masih ada, masih hidup dan mengakui kejadian tersebut. Perusahaan yang terlibat juga masih ada. Sekarang yang kita fokus coba ke bagaimana mengurusi warga jangan fokus diambil dari mana video tersebut," jelasnya.

Konflik Mesuji yang diadvokasi Saurip ini adalah konflik antara petani dan perusahaan sawit di Lampung. Langkah perusahaan sawit yang mencaplok lahan garapan warga berbuah keributan.

"Ini kan urusan penanganan izin lahan, kan tidak mungkin perusahaan mengurusi izin itu tanpa ada campur tangan pemerintah, saat itulah mereka melakukan 'wani piro?. Dan tentunya itu melibatkan jumlah uang yang tidak sedikit. Nah karena wani piro ini, keberpihakan pemerintah tidak lagi kepada masyarakat," klaim purnawirawan yang pernah berniat maju sebagai capres berpasangan dengan Dedi Mizwar ini.

Sebelumnya Komnas HAM memastikan ada 8 orang tewas terkait insiden bentrok petani dengan perusahaan sawit. 8 Orang itu tewas di 3 tempat berbeda di Mesuji Lampung dan Mesuji Sumsel.

"Ada 3 kasus di 2 provinsi," demikian jelas Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim ketika dihubungi detikcom, Kamis (15/12/2011). Ifdhal pun menjelaskan 3 kasus itu.

1. Kasus antara PT Sumber Wangi Alam (SWA) dengan warga di Sungai Sodong, Kecamatan Mesuji, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Peristiwa terjadi 21 April 2011. Ada pembunuhan, yakni 2 warga disembelih. Pembunuhan terhadap warga ini membuat warga marah karena menduga 2 warga tewas korban dari PT SWA. Akhirnya, warga menyerang PT SWA yang menyebabkan 5 orang tewas yaitu 2 orang Pam Swakarsa dan 3 orang karyawan perusahaan.

2. Kasus antara PT Silva Inhutani dengan warga di register 45 di Kabupaten Mesuji, Provinsi Lampung, terjadi sejak tahun 2009. PT Silva mendapatkan penambahan lahan Hak Guna Usaha (HGU). Nah, penambahan HGU itu melebar hingga ke wilayah pemukiman warga sekitar. HGU ini menjadi sumber konflik karena warga yang sudah tinggal bertahun-tahun di wilayah pemukiman diusir. Rumah-rumah warga dirobohkan.

Komnas HAM masih menyelidiki adanya korban dari kasus kedua ini. Sehingga, Komnas HAM belum menyatakan ada korban tewas dari kasus ini.

3. Kasus antara PT Barat Selatan Makmur Investindo (BSMI) dengan warga di register 45, Kabupaten Mesuji di Provinsi Lampung, pada 10 November 2011. PT BSMI ini memang letaknya berdekatan dengan PT Silva Inhutani. Ada penembakan terhadap warga yang dilakukan Brimob dan Marinir, 1 warga tewas dan 6 warga menderita luka tembak.

(ndr/vit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banner 125x125 dan 160x600